Loading...

Hari Lanjut Usia Tahun 2022

Bambang S. 31 Mei 2022 4197 kali dilihat
Bagikan:
NotFound

HLUN (Hari Lanjut Usia Nasional) diperingati setiap tanggal 29 Mei, tema Perayaan Hari Lanjut Usia 2022 yaitu "Lansia Sehat, Indonesia Kuat",

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut dan keluarga miskin.

  Pembangunan kesehatan adalah merupakan suatu investasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan hak asasi manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Kesehatan lanjut usia menjadi salah satu prioritas penting dalam pembangunan kesehatan di Kota Cimahi.

  Saat ini, Indonesia menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi.

  Pada kelompok lansia, riset kesehatan dasar tahun 2013, menunjukkan penyakit terbanyak pada lansia adalah hipertensi (57,6%), selebihnya adalah arthritis, stroke dan beberapa penyakit lain.  Penanganan kasus penyakit tersebut tidak mudah karena penyakit pada lansia umumnya merupakan penyakit degeneratif, kronis, dan multidiagnosis.

  Dengan demikian, penanganannya membutuhkan waktu dan biaya tinggi, yang akan menjadi beban bagi masyarakat dan pemerintah termasuk bagi program jaminan kesehatan nasional. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan lansia hendaknya lebih mengutamakan promotif dan preventif.

  Berdasarkan data susenas 2017, penduduk lansia di Indonesia sebesar 23,4 juta jiwa (8,97%) dari populasi penduduk. Berdasarkan data pbb 2017, diperkirakan jumlah penduduk lansia tahun 2030 sebesar 16,4%. Jumlah penduduk lansia asia diprediksi mencapai 17,1%, jumlah penduduk Indonesia lansia tahun 2030 sebesar 12,9%.

  Dengan jumlah lansia yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat mempersiapkan lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat maupun negara, dan justru menjadi aset sumber daya manusia yang potensial.

  Secara global populasi lansia dunia, asia dan Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) telah melebihi angka 10%. Dari data penduduk tersebut menunjukkan populasi lansia cenderung meningkat setiap tahunnya, sehingga akan diikuti pula meningkatnya masalah lansia.

  Meningkatnya angka harapan hidup sebagai dampak dari keberhasilan pembangunan akan mengakibatkan peningkatan jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Keadaan ini secara bersama – sama dengan proses penuaan yang diikuti oleh kemunduran secara alamiah baik fisik biologik, mental maupun sosial – ekonomi, akan mengakibatkan semakin kompleksnya permasalahan yang berkenaan dengan lanjut usia.

  Pertumbuhan yang cepat tersebut terjadi hampir di semua wilayah tanah air dan proporsi penduduk lansia yang semakin besar membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus dalam pelaksanaan pembangunan. Apalagi, usia 60 tahun ke atas merupakan tahap krusial dari proses penuaan yang memiliki dampak terhadap tiga aspek, yaitu biologis, ekonomi, dan sosial.

  Secara biologis ditandai dengan melemahnya fisik dan rentan terhadap penyakit. Secara ekonomi, umumnya dipandang sebagai beban. Secara sosial, merupakan implikasi dari perubahan pola kehidupan, sistem kekeluargaan dan nilai sosial. Secara faktual masih ditemui lansia dalam kondisi terlantar, menjadi korban tidak kekerasan dan tereksklusi secara social.

  Oleh karena itu, pengembangan kebijakan kelanjutusiaan tidak hanya terfokus pada lansia, namun harus berbasis siklus hidup (life-cycle) dengan mempersiapkan diri setiap generasi sebelum menjadi lansia. Disamping digunakan juga pendekatan untuk menjadi lansia tangguh yang terdiri dari tujuh dimensi, meliputi fisik, sosial, intelektual, spiritual, emosional, vokasional dan lingkungan.

  Sebagai konsekuensi logisnya maka pemerintah Kota Cimahi berusaha menyediakan fasilitas yang ramah lansia dan fasilitas untuk kaum disable mengingat proporsi disabilitas pada kelompok ini juga tinggi.

  Secara alami proses menua tidak dapat dicegah, namun diharapkan proses tersebut tidak segera diikuti dengan ketergantungan ataupun kecacatan sehingga lanjut usia (lansia) dapat tetap berdayaguna dan tidak menjadi beban baik bagi dirinya, keluarganya maupun masyarakat.

  Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan keluarga dan masyarakat serta lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.

  Oleh karena itu berbagai upaya harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ini dengan baik, diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk penduduk lanjut usia. Salah satu bentuk kegiatan yang perlu digalakkan agar tujuan dimaksud dapat kita capai lebih cepat mendorong pembentukan dan pemberdayaan berbagai ”upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat” (ukbm) khusus lanjut usia antara lain kelompok usia lanjut, pusat santun keluarga dan lain – lain.

  Keberadaan posbindu yang telah berkembang di Kota Cimahi sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan bagi lanjut usia merupakan wujud nyata dan cerminan kebutuhan masyarakat khususnya para lanjut usia terhadap pelayanan yang terjangkau, berkelanjutan dan bermutu dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif selama mungkin.

  Pelaksanaan kegiatan posbindu ini sangat bervariasi dan beragam sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan setempat. Jumlah posbindu yang ada di Kota Cimahi adalah 242 Posbindu.