Loading...

Bonus Demografi Sebagai Modal Pembangunan di Kota Cimahi

Bambang S. 28 Februari 2021 4129 kali dilihat
Bagikan:
Bonus Demografi Sebagai Modal Pembangunan di Kota Cimahi

CIMAHI – Kota Cimahi adalah daerah dengan luas wilayah yang sempit, dengan luas wilayah yang relatif tidak terlalu luas (+/- 40,25 km persegi) dan jumlah penduduk yang besar (555.966 jiwa – DISDUKCAPIL Kota Cimahi Semester I 2020), sehingga setiap 1 km persegi wilayah Kota Cimahi bisa dihuni antara 14.000 - 15.000 jiwa.

Kota Cimahi juga tidak memiliki sumber daya alam yang dapat diandalkan untuk membiayai pembangunannya. Oleh karena itulah, Pemerintah Daerah Kota Cimahi memandang penting pembangunan bidang pendidikan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Cimahi.

Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, menurut SUSENAS BPS tahun 2018 berjumlah 63,82 juta orang, atau 24,15% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta orang.

Secara kuantitas angka 24,15% ini cukuplah besar. Ditambah lagi dalam waktu dekat ini mulai tahun 2020 sampai 2045, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan bonus demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia (usia 15 sampai dengan 64 tahun) diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.

Dari data DISDUKCAPIL Kota Cimahi Semester I 2020 jumlah penduduk dengan range 15-34 tahun adalah 173.975 jiwa atau 31,29 % dari total jumlah penduduk Kota Cimahi yaitu 555.966 jiwa, lebih besar dari prosentase nasional yaitu 24,15 %. Ini adalah modal pembangunan bagi Kota Cimahi sekaligus tantangan untuk menjadikanya SDM yang bermutu, sehingga dapat berkontribusi bagi Pembangunan Kota Cimahi, Jawa Barat dan Indonesia.

Bonus demografi menjadi windows opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan.

 Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035.

Dalam suatu acara presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo menyampaikan bahwa “kejayaan minyak dan kayu sudah selesai. Kejayaan komoditi, sumber daya alam juga sudah hampir selesai. Fondasi kita ke depan, percayalah, sumber daya manusia, SDM kita yang berkualitas”. Ke depan pemerintah akan fokus dalam menciptakan generasi yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Menurut Presiden Jokowi pengembangan sumber daya manusia akan dilakukan sejak dalam kandungan. Oleh sebab itu tidak boleh ada lagi balita yang menderita stunting, kekerdilan.  Kesehatan ibu dan anak menjadi sebuah kunci, terutama sampai umur 7 hingga 8 tahun, yang adalah umur emas. Tidak hanya itu, terciptanya SDM yang pancasilais, toleran, dan kokoh dalam bergotong-royong juga menjadi fokus pemerintah.

Dalam konteks kedaerahan, dan sebagai bagian dari NKRI, wajib bagi kita untuk bekerja keras demi mendukung suksesnya program-program pembangunan nasional sebagai bentuk kewajiban kita untuk menghargai jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi meraih kemerdekaan Indonesia.

Cimahi merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari Jawa Barat dan Indonesia, untuk itu, kami memandang perlu untuk memastikan bahwa pembangunan di Cimahi harus satu gerak langkah dengan perencanaan pembangunan jawa barat dan  nasional karena itulah hakikat otonomi dalam kerangka NKRI. Atas dasar itulah, Kota Cimahi harus dapat memberikan peran, walau sekecil apapun, dalam dinamika pembangunan Indonesia.

Dalam pembangunan SDM yang unggul diperlukan kondisi yang mendukung, diantaranya situasi yang aman dan kondusif di lingkungan sekitarnya, alhamdulillah kondisi keamanan dan lingkungan di Kota Cimahi, aman dan kondusif.

Sarana dan prasarana pengembangan SDM juga terus diupayakan oleh pemerintah Kota Cimahi, keberadaan tecnopark juga menjadi sarana bagi pengembangan SDM di Kota Cimahi dengan dukungan pemerintah pusat. Alhamdulillah inovasi – inovasi berhasil diciptakan antara lain dan mendapat  penghargaan dari pemerintah pusat dan institusi lainya.

Fasilitas kesehatan masyarakat juga Pemerintah Kota Cimahi tingkatkan, penyediaan ambulance di tiap kelurahan, puskesmas rawat inap, dan kegiatan-kegiatan posyandu dan pemberian vitamin untuk mewujudkan kesehatan masyarakat dari usia balita juga Pemerintah Kota Cimahi selalu laksanakan.

Kemudahan berusaha melalui pelatihan kerja dan aplikasi bursa kerja bagi angkatan kerja juga Pemerintah Kota Cimahi upayakan, pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) sedang diupayakan.

Covid-19 terus mewabah di Indonesia, bukan hanya urusan pemerintah. Bukan juga garapan akademisi maupun kepentingan media semata. Dari aspek regulasi dan kebijakan, itu memang domain pemerintah. Tetapi pada tataran implementasi dan aktualisasi, sudah masuk domain masyarakat dengan berbagai karakternya.

Kita harus bersinergi dengan semua pihak, komunikasi publik juga dilakukan secara terus-menerus untuk menyampaikan apa saja kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah termasuk perlindungan sosial, insentif perpajakan, dan dukungan terhadap UMKM.

Seluruh informasi perlu disebarkan ke semua jaringan baik media sosial, media mainstream, maupun media konvensional sesuai dengan koridor gugus tugas percepatan penanganan covid-19. 

Gugus tugas termasuk dalam akivitas komunikasi publik agar komunikasi publik antar elemen bangsa dapat terselenggara dengan baik dan bisa mendukung pemutusan mata rantai penyebaran covid-19.

Memasuki tahun baru yang tinggal menghitung hari, tantangan angkatan kerja di Indonesia semakin tinggi. Hal ini dipicu adanya prediksi bonus demografi angkatan kerja muda hingga tahun 2045. “Kita melihat persentase dari angkatan kerja kita, pemuda (16-30 tahun) ini sangat tinggi hampir 25%,“ ujar Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan dalam Webinar KPCPEN dengan tema ‘Menyiapkan Aset SDM yang Siap Mendukung Kebangkitan Dunia Usaha di Era Pandemi’, Senin (30/11/2020).

Pertumbuhan lapangan kerja yang terus digenjot pemerintah juga menghadapi rintangan yang tak mudah, terutama di masa pandemi. Hal ini pun menyebabkan bertambahnya angka pengangguran pada usia produktif. “Selama bulan Februari sampai dengan Agustus ini menambah pengangguran 2.4 juta lebih,” ungkap Anwar.

Anwar menilai bahwa bonus demografi bisa saja menjadi keuntungan namun juga sebaliknya, jika kita tidak siap dengan perubahan ke industri 4.0 yang banyak berfokus pada digitalisasi dan otomatisasi. “Bonus demografi pada saat yang bersamaan ada yang namanya revolusi industri. Kalau ini dua-duanya tidak kita kelola dengan baik, kita khawatir seiring berjalannya waktu bonus demografi selesai, revolusi industri 4.0 juga tidak kita kelola dengan baik,” terangnya.